Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u1066938/public_html/ppasm.com/wp-includes/functions.php on line 6114
Sejarah Singkat Keluarga Ndalem

Sejarah Singkat Keluarga Ndalem

Sejarah Singkat Keluarga Ndalem

Keturunan Kerajaan Mataram

   Urutan teratas nasab Kyai Masduqi  dari jalur ayah hanya bisa dipastikan sampai Ki Ageng Pamanahan, ayah raja pertama mataram, Panembahan Senapati. Sementara itu, dari ibu Kyai Masduqi merupakan putra dari Nyai Fatimah, putri seorang lurah jolok yang bernama Mbah Kramaijaya. Mbah Kramaijaya adalah keturunan ke-11 dari Ki Ageng Giring III atau dikenal sebagai Ki Ageng Giring Sodo. Ki Ageng Giring Sodo sendiri adalah seorang petapa yang pekerjaan sehari-harinya adalah penyadap nira. Ia adalah teman akrab Ki Ageng Pamanahan. 

   Setelah bermukim dengan tentram di mataram, Ki Gede Mataram menghentikan tapanya yang tekun. Kemudian ia pergi mengunjungi sahabat karibnya di gunung kidul,  Ki Ageng Giring atau Paderesan. Sahabat ini pun sedang melakukan tapa yakni agar keturunannya dapat menguasai tanah jawa. Dalam kehidupan sehari-harinya ia hanya seorang penyadap nira.                      Pada suatu hari, ketika ia sedang bekerja di ladang, terdengarlah suara dari buah kelapa mudasatu-satunya buah yang ada di pohon–yang berbunyi, “Barang siapa meminum air kelapa muda ini, kelak ia dan keturunannya akan berkuasa atas tanah jawa.” Dengan perasaan amat gembira, Giring membawa pulang buah itu dan meletak-kannya di atas sebuah papan, Karena belum merasa haus. Setelah Giring pergi, tibalah Pamanahan. Ia melihat buah kelapa itu dan meminum airnya sampai tetes penghabisan. Ini menimbulkan kejutan yang tidak kecil, sekalipun Giring lama membisu, seperti layaknya manusia yang berbudi luhur. Akhirnya Giring yang sangat rendah hati meminta apakah keturunannya sewaktu-waktu boleh menyelingi kedudukan Pamanahan. Setelah didesak berulang-ulang akhirnya Pamanahan merasa kasihan dan memperbolehkan keturunan Giring kelak menguasai mataram, sebagai keturunan ketujuh. 

    Dari penelusuran garis silsilah Kyai Masduqi di atas, bisa dikatakan bahwa beliau adalah anak turun dari dua tokoh penting dalam sejarah jawa. Dari pihak ayah, Kyai Masduqi adalah keturunan Ki Ageng Pamanahan sedangkan dari pihak ibu merupakan keturunan dari Ki Ageng Giring Sodo . Meskipun kemuliaan seseorang tidak tergantung nasab, akan tetapi tentunya orang yang memiliki nasab baik tidak akan sia-sia. Nasab yang baik hanya akan berguna jika orang tersebut bisa berkaca. Jika dirinya adalah keturunan orang hebat untuk menjaga nasabnya. Sebaliknya, jika dirinya keturunan orang jelek, maka entah bagaimana caranya orang tersebut harus memperbaiki diri agar memperbagus nasab kemudian.

Sumber: Buku Biografi Keteladanan Kiai Masduqi Zaed, karangan Wildan Habibi (santri Pondok Pesantren Assalafiyyah)

 

 

 

 

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *