Seminar Kebudayaan bersama Ki Prasetyo Banar Wicaksono
Seminar Kebudayaan bersama Ki Prasetyo Banar Wicaksono
Seminar pada 17 November 2022 di PP Assalafiyyah I Kompleks Madrosi
Kali ini Pondok Pesantren Assalafiyyah kedatangan oleh salah satu dhalang yang Bernama Ki Prasetyo Banar Wicaksono, atau sering di sapa Mas Banar. Beliau adalah seorang dhalang kelahiran tahun 2000 yang berasal dari Dusun Kleben Sidorejo Godean.
Beliau memberikan seminar tentang Kebudayaan, mulai dari beliau menjelaskan apakah itu kebudayaan dengan pendekatan antara budaya dan agama.
Menurut beliau budaya itu meliputi Tata Krama, Unggah – ungguh, dan Srawung.
Tata krama yang dimaksud yaitu adab, yang merupakan suatu aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku dalam kehidupan manusia. Mulai dari cara kita berpakaian, cara makan/minum, cara menghormati orang lain, maupun cara menghargai.
Unggah – ungguh yang dimaksud yaitu Ta’dzim, yang merupakan suatu aturan dalam berbicara, dan bertingkah laku untuk menghormati dan menghargai orang lain dengan memperhatikan derajat atau usia. Misal ta’dzimnya seorang santri terhadap kiainya atau ustadznya, ataupun ta’dzimnya seorang anak dengan orangtuanya.
Srawung yang dimaksud yaitu Silaturahim, yaitu suatu budaya untuk dapat saling bercerita, bertukar pendapat, bercanda gurau tanpa membeda-bedakan suatu ras atau golongan.
Ki Prasetyo Banar juga menjelaskan tentang adab tata cara berpakaian mengapa dalam budaya jawa tetap termasuk budaya yang menggunakan pendekatan agama islam sebagai medianya.
Budaya berpakaian yang dijelaskan oleh Ki Prasetyo Banar yaitu Budaya Katimuran “Angadi busana lan angedi salira”. Dalam budaya jawa pakaiannya itu dinamakan surjan berasal dari kata suraksa dan janma yang maksudnya yaitu menjadi manusia. Sebenarnya Surjan itu berasal dari kata serapan Bahasa arab ”Siraajan Muniran” yang artinya pelita/penerang (Q.S Al-Ahzab : 46)
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagai tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat” (Q.S. Al-A’raf : 26)
Itulah yang menjadi dasar dari pakaian dalam budaya jawa. Baju taqwa itu juga menjadi pakaian rohani dan jasmani yang diwujudkan dalam surjan oleh Sunan Kalijaga.
FACEBOOK
FACEBOOK
YOUTUBE
YOUTUBE
EMAIL
For business enquiries please contact
[email protected]
Leave a Reply